Buklet dan Modul Sumber Pembelajaran Terbuka yang Memanfaatkan Wikimedia Commons

Setelah pertama kali dicetuskan pada tahun 2012, akhirnya tersedia juga buklet dan modul sumber pembelajaran terbuka (SPT) bagi pendidik di Indonesia. Creative Commons Indonesia (CCID) dengan dukungan dari Wikimedia Foundation dengan bangga meluncurkan 2 seri buklet dan 1 modul SPT yang masing-masing berjudul “Pengenalan Sumber Pembelajaran Terbuka Bagi Pendidik”, “Panduan Praktik Penggunaan dan Pembuatan Sumber Pembelajaran Terbuka”, dan “Modul Pengajaran Sumber Pembelajaran Terbuka Bagi Pelatih”. Seluruh buklet dan modul ini tersedia di Wikimedia Commons dan berlisensi CC BY-SA 4.0 Internasional.

CCID tidak menyusun kedua buklet ini sendirian, namun bekerjasama dengan berbagai institusi, lembaga, dan komunitas yang memiliki semangat yang sama, yaitu Wikimedia Indonesia, SEAMEO SEAMOLEC, Perpustakaan Kemdikbudristek RI, RMPI Badan Riset dan Inovasi Nasional, Kelas Tanpa Batas, Socolas, serta Gimpscape ID. Berbagai institusi, lembaga, dan komunitas ini memberikan masukan agar buklet ini bisa semakin relevan dengan para pendidik di Indonesia.

Ditulis dalam bahasa Indonesia dengan konteks Indonesia

Apa perbedaan buklet ini dengan buklet sumber pembelajaran yang sudah ada sebelumnya? Paling utamanya adalah ditulis dalam bahasa Indonesia dan ditulis dalam konteks lokal Indonesia. Dari hasil wawancara CCID pada beberapa narasumber, ternyata banyak pendidik di Indonesia baru sadar adanya hak cipta ketika sudah tersandung masalah. Mereka menggunakan materi-materi berhak cipta di bahan ajar mereka, kemudian terkena copyright notice atau penurunan konten ketika mereka unggah ke internet. Berkaca dari hal ini, maka muncullah konsep “Cerita Ani” yang menjadi pendamping pada tiap bagian dari Buklet 1.

Konteks Indonesia lainnya yang terdapat dalam buklet SPT ini adalah penggunaan undang-undang hak cipta Indonesia (UU No.28 Tahun 2014) sebagai acuan dalam penjelasan hak cipta. Hal ini disebabkan aturan-aturan hak cipta yang berbeda di tiap negara. Misalnya, hukum hak cipta Indonesia tidak mengenal istilah domain publik pemerintah dan aturan ambang batas penggunaan wajar (atau yang umumnya dikenal sebagai fair use). Maka, hal seperti ini perlu rasanya disampaikan dan diperhatikan supaya masyarakat tidak memukul rata semua aturan-aturan yang ada.

Selain itu, CCID melalui buklet dan modul ini juga pengenalan beberapa platform dan repositori lokal Indonesia yang mempunyai semangat sumber pembelajaran terbuka, diantaranya Sumber Belajar SEAMOLEC, Lumbung Gimpscape, dan Repositori Ilmiah Nasional (RIN), selain tentunya Wikimedia Commons. Para pendidik di Indonesia dapat memanfaatkan platform ini untuk mencari bahan baku sekaligus berbagi karya SPT.

Keterkaitan dengan Wikimedia Commons

Buklet dan modul sumber pembelajaran terbuka ini memiliki keterkaitan erat dengan Wikimedia Commons sebagai gudang penyimpanan berkas terbesar milik Wikimedia. Wikimedia Commons diperkenalkan sebagai repositori daring terbesar yang menyediakan konten-konten berlisensi Creative Commons dalam berbagai bentuk (gambar, infografik, tabel, video, suara, serta dokumen). Di dalam modul, CCID mempraktikkan bagaimana cara berkontribusi sebuah foto di Wikimedia Commons, yang melambangkan seperti pendidik yang berbagi karya SPT mereka di internet.

Melalui buklet, CCID memperkenalkan Nur Fahmia dan Gunawan Kartapranata sebagai kontributor aktif Wikimedia Commons. Nur Fahmia, yang sehari-harinya merupakan seorang pegiat bahasa Jawa, menggunakan Wikimedia Commons untuk memperkenalkan bahasa Jawa di Wikipedia dan Wikikamus. Sedangkan, Gunawan yang sehari-harinya seorang desainer infografik, senang berbagi karya fotografi dan infografiknya di Wikimedia Commons agar karyanya dapat diakses dan digunakan secara luas di segala platform Wikipedia berbagai bahasa di dunia. Untuk melihat beberapa cerita pendidik ini, Anda dapat menontonnya pada tautan berikut ini.

Melalui buklet dan modul SPT ini, CCID berharap pendidik di Indonesia dapat berbagi karyanya di internet secara lebih aman, sekaligus dapat berbagi ilmu yang dimiliki kepada para pendidik dan masyarakat di sekitar.